Masjid tersebut dibangun pada era Raja Al Najashi yang saat itu menjadi tujuan Hijrah Pertama kaum Muslim ke Habsah atau Abissinia sebelum ke Madinah.
Diduga Masjid yersebut dirusak oleh oknum tentara Ethipia dan Eritrea saat mengepung pasukan Tigray. Walau ada pemberitaan yang menyebut justru pemberontak Tigray yang merusak tempat tersebut termasuk infrastruktur Airport sebelum melarikan diri memulai gerilya.
Pemerintah Ethiopia mengatakan kesediaan untuk merehab kembali masjid tersebut.
Ethiopia di zaman dahulu mempunyai banyak Kesultanan walau jumlah Islam kini diperkirakan kurang dari 50 persen.
Sampai saat ini beberapa tempat di Ethiopia masih memiliki pusat-pusat studi Islam terkemuka termasuk kota yang dianggap suci Harari.
Sebuah ajaran Sufi bermazhab Syafiiyah lahir di Lebanon oleh Ulama Ethiopia bernama Al Ahbash.
Namun Al Ahbash dianggap sebagai sinkretisme Sunni dan Syiah sehingga mendapat penolakan oleh berbagai kalangan.
Sebelum kepemimpinan Abiy Ahmed, Islam mengalami persekusi bahkan pemaksaan keyakinan.
Saat itu Al Ahbash dipaksakan oleh pemerintah untuk diterima penduduk dan berdakwah di masjid-masjid. Al Ahbash dianggap layak dianakemaskan karena punya karakter dekat dengan pemerintah.
Namun aksi demo yang dilakukan oleh beberapa pihak dijawab dengan tembakan yang menewaskan peserta aksi.
Sikap keras pemerintah Ethiopia juga ditunjukkan oleh Abiy Ahmed yang mempunyai ayah seorang Oromo Muslim namun ibunya Kristen.
Dia mengaku menolak tawaran bantuan UAE untuk mendirikan Islamic Center di Ethiopia. Alasannya cukup unik karena 'Islam' Ethiopia sudah melenceng. Sebagai gantinya dia menyarankn UAE memperbanyak mendirikan lembaga pendidikan dan kursus bahasa Arab agar warga lebih mudah memahami Islam dan 'akan' mengajari UAE cara beragam Islam.
Persekusi terhadap Islam juga terlihat pada pelarangan mendirikan masjid di beberapa wilayah oleh warga setempat seperti hang terlihat di Axum.
Ethiopia sendiri mempunyai kebijakan mencampuri urusan negara tetangga. Ketika ICU berkuasa di Somalia, Ethiopia melancarkan serangan untuk menguasai Mogadishu.
Perang dengan ICU kemudian tak terelakkan walau akhirnya pimpinan ICU berhasil menjadi presiden Somalia.
Namun belakangan pecahan ICU Al Shabab diduga didukung Eritrea saat itu kemudian membesar dan melakukan pemberontakan kembali.
Walau kini ICU tidak lagi memerintah Somalia, namun Al Shabab masih eksis dan masing-masing pihak saling tuduh sebagai pihak yang mendukung di balik layar antara Ethiopia, Kenya dan Eritrea.
Kenya dan Eritrea sebagaimana Ethiopia merupakan negara yang banyak Muslimnya namun mengalami diskriminasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar