Kamis, 29 September 2022

Ini Negara Serikat di Arab yang Tidak Panjang Umurnya dan Segera Bubar

Dalam sejarah moderen, terdapat usaha dari berbagai negara di Arab untuk menyatukan diri dengan tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan memperkuat pertahanan.

Namun banyak di antara usaha penyatuan itu baik dalam bentuk republik dan federasi mengalami kegagalan.

Berikut negara serikat di Arab yang terlah membubarkab diri.

1. Negara Kesatuan Republik Arab atau United Arab Republic-UAR (1958-1961).

Negara kesatuan ini dibentuk oleh Mesir dan Suriah yang saat itu menjadi negara terkuat di Timur Tengah.

Mesir sebagai ibukota politik di Arab dan Suriah sebagai negara industri.

Meski para pejabat kedua negara berbagi kekuasaan, pada akhirnya Suriah ingin memisahkan diri karena menganggap tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat di Kairo.

2. Negara Arab Serikat atau United Arab State disingkat UAS (1958-1961).

Konfederasi negara ini dibentuk saat Kerajaan Mutawakkiliyah Yaman bergabung dengan UAR membentuk entitas negara baru bernama UAS.

Negara Mutawakkiliah ini akhirnya berubah menjadi Yaman Utara dan wilayahnya mirip dengan kekuasan Houthi sekarang di Yaman.

Karena Kerajaan Mutawakkiliyah ini masih berdaulat dan mempertahankan kedutaannya di luar negeri, maka posisi UAS menjadi tidak relevan kecuali dalam bidang pertahanan.

Namun, walau Yaman Utara ini menjadi 'de facto' protektorat di bagi Mesir, pada akhirnya Kairo merasa hanya dimanfaatkan untuk menjaga kestabilan kerajaan.

3. Negara Federasi Arab (1958).

Negara ini dibentuk oleh Kerajaan Yordania dan Irak yang saat itu masing-masing raja adalah bersaudara keturuna Sharif Mekkah.

Mereka ingin meghindari kasus Suriah yang kedudukan saudara mereka sebagai raja digulingkan.

Paska Ottoman atau Utsmaniyah, Raja Hijaz, Suriah (termasuk Yordania dan Palestina/Israel belum lahir) dan Irak merupakan satu keturunan.

Namun usai Raja Irak digulingkan maka negara konfederasi ini kehilangan relevansi dan akhirnya menjadi sebuah relasi de facto saja.

4. Negara Federasi Republik Arab atau Federation of Arab Republik atau (FAR) pada 1972-77.

Usai kudeta terhadap raja, Libya ingin bergabung ke Mesir dan Suriah membentuk FAR.

Namun FAR akhirnya gagal terbentuk soal perbedaan pendapat dalam berhubungan dengan Israel.

FAR pernah menjadi lebih besar ketika Sudan dan Irak mengungkapkan keinginan untuk bergabung.

Namun Sudan selalu memberikan alasan untuk bergabung secara penuh sampai akhirnya terkucilkan dan malah Sudan Selatan memerdekaan diri.

Jika FAR terjadi, Sudan akan tetap bersatu dan semua anggotanya akan makmur dengan dukungan minyak dari Libya dan Irak. Kemungkinan besar perang Irak-Iran tak akan terjadi. 

Dan, jikapun terjadi akan dimenangkan oleh Irak atau FAR. Kini semua negara yang dulunya bergabung dengan FAR relatif tidak stabil kecuali Mesir.

5. Republik Islam Arab atau Arab Islamic Republik (AIR) tahun 1974.

Sebelum berdirinya Negara Republik Islam Iran atau Islamic Republic of Iran (IRI) sudah digagas AIR oleh Libya dan Tunisia.

Maroko dan Aljazair diminta untuk bergabung namun undangan tidak pernah disetujui mengingat Maroko sudah lama merdeka dan Aljazair baru saja merdeka dari Perancis.

Jika AIR sukses terjadi maka kemungkinan akan bergabung menjadi Negara FAR tadi itu.

Namun, AIR gagal terlaksana karena berbagai sebab.

Negara pertama menggunakan istilah Republik Islam adalah Pakistan dan terakhir Republik Islam Afghanistan yang akhirnya bubar setelah diganti denga Keemiran Islam oleh Taliban.

6. Federasi Emirat Selatan atau Federation of the Emirate of the South.

Federasi ini meniru konsep Uni Emirat Arab di bagian utara yang sama-sama jajahan Inggris.

Didirikan oleh enam emirate atau kesultanan dengan ibukota Aden pada 1959.

Federasi ini cukup sukses dan meningkatkan kemakmuran di keemiran anggotanya yang masing-masing penduduk sangat kecil.

Ini membuat sembilan keemiran sekitarnya bergabung dan akhirnya namanya berubah menjadi Federasi Arabia Selatan atau FSA dengan tetap beribukota di Aden.

Namun, FSA akhirnya bubar saat negara Yaman Selatan terbentuk dengan memasukkan gabungan banyak negara yang masuk dalam protektorat Hadramaut yang dulunya di bawah Inggris.

7. Selain gabungan negara-negara di atas, ada juga fenomena seperti keemiran di Al Qaeda dan ISIS yang tumbuh belakangan dan pendirinya tidak diakui sebagai negara. ISIS sendiri adalah gabungan entitas Suriah dan Irak. Kedua fenomena ini kini menjadi bancakan intelijen di negara-negara terkait. 

8. Dalam sejarah negara Islam tidak saja bergabung atau menyatu dengan negara Islam lain untuk membentuk sebuah negara. Ada juga yang memang sengaja bergabung dengan negara non Muslam untuk menigkatkan keamanan baik yang awal sukarela maupun karena penjajahan.

Berikut adalah contohnya;

A. Kesultanan Aussa di Ethiopia khususnya di wilayah Afar. Kini malah menjadi daerah tertinggal. Banyak kesultanan atau wilayah Islam bergabung dengan Ethiopia (termasuk Eritrea). Contoh lainnya adalah Bangsamoro di Filipina yang awalnya entitas Kesultanan Sulu, Negara Zanzibar di Tanzania dan lain sebagainya.

B. Mayotte sebuah wilayah Islam di Afrika dan memilih bergabung atau tetap menjadi bagian Perancis melalui referendum.

C. Wilayah semi negara atau proto state yang memilih berada dalam protektorat Amerika Serikat seperti Kurdistan di Irak dan Pemerintahan SDC/SDF atau Qasad di Suriah.

Untuk kasus Kurdistan, mereka sudah pernah referendum dan rakyat setuju merdeka. Namun hasil referendum tidak diakui Irak dan masyarakat dunia.

Meski Kurdistan bagian dari Irak dan mendapat posisi jabatan presiden, namun Kurdistan menjalin hubungan pertahanan yang kuat dengan AS. 

Begitu juga dengan Qasad di Timur Suriah. Walau diakui masih wilayah Suriah namun mereka mempunyai pemerintahan sendiri dan keamanannya ditanggung sepenuhnya oleh AS dan koalisi.

Contoh lainnya yang mirip adalah Kosovo dan lebih kurang Bosnia Herzegovina.

9. Selain beberapa bentuk di atas, ada juga negara Arab yang sudah bersatu tetapi dalam proses terpecah belah seperti Suriah yang dulunya gabungan beberapa negara seperti Damaskus, Aleppo, Alawiyah dll kini pecah menjadi empat pemerintahan.

Yaman juga begitu yang dahulunya merupakan gabungan beberapa negara dan kini sedang dalam proses menjadi negara federasi atau pecah.

Sudan dan Somalia juga rentan mengalami hal yang sama.
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar