Gibran Rakabuming (kedua dari kanan) saat menghadiri peluncuran e-Money Paytren yang juga dihadiri Ust Yusuf Mansur dan KH Maruf Amin |
"Ini sesuai dengan hasil survei yang kami lakukan," kata Ketua Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi Surakarta Suwardi di Solo, Kamis, 25 Juli 2019. Selain Gibran, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, juga masuk dalam bursa tersebut.
Ia menyebutkan ada 96 titik lokasi survei dengan delapan responden di masing-masing titik. "Jumlah total kuesioner yang kami sebarkan ada 768. Akan tetapi, yang dua tidak bisa dianalisis sehingga dibuang. Jadi, ada 766 yang kami uji sampel dengan margin error 4 persen," katanya.
Survei tersebut menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Dari kategori popularitas, nama Gibran muncul dengan angka popularitas tertinggi. "Dari total jumlah responden, 90 persennya mengenal Gibran," katanya.
Selain itu, dengan angka yang sama juga muncul nama Achmad Purnomo. Sebagaimana diketahui, saat ini Achmad Purnomo menjabat sebagai Wakil Wali Kota Surakarta mendampingi Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo.
"Di urutan ketiga adalah Kaesang dengan persentase popularitas 86 persen dan di urutan keempat ada nama Teguh Prakosa yang merupakan Ketua DPRD Kota Surakarta dengan angka 49 persen," katanya.
Sementara itu, dari sisi kategori akseptabilitas, Achmad Purnomo menempati peringkat tertinggi dengan persentase 83 persen, diikuti Gibran 61 persen, dan Teguh 49 persen.
Dari segi elektabilitas, Achmad Purnomo masih menempati urutan pertama dengan angka 38 persen, urutan kedua ada Gibran dengan 13 persen, berikutnya Teguh Prakosa dengan angka 11 persen.
Selain empat nama tersebut, survei juga memunculkan beberapa nama tokoh lain di Kota Solo, di antaranya Ketua Kadin Gareng S. Haryanto, Pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy K.H. Abdul Kharim atau Gus Kharim, mantan Rektor UNS Ravik Karsidi, pengusaha Slamet Rahardjo, Ketua Tim Pemenangan Daerah Jokowi - Ma'ruf Amin Her Suprabu, dan akuntan publik Rachmad Wahyudi.
Suwardi mengatakan bahwa nama-nama tersebut muncul berdasarkan forum diskusi kelompok yang juga melibatkan tokoh-tokoh lintas bidang di Kota Solo, di antaranya budayawan dan politikus. (sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar